RADENINTANNEWS.COM – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berisiko menjadi penonton dalam Pilkada Lampung Timur (Lamtim) meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) telah menurunkan ambang batas pencalonan untuk pemilihan kepala daerah pada 2024.
Dengan perubahan ini, PDIP, yang meraih suara terbanyak kedua dalam Pemilu, masih belum mengumumkan kandidatnya untuk bersaing melawan Ella Nuryamah dari KIM Plus. Bila situasi berlanjut, PDIP bisa saja berhadapan dengan kotak kosong.
Yusdiyanto, Pengamat Hukum Tata Negara dari Universitas Lampung, menjelaskan bahwa penurunan ambang batas pencalonan dari 25% menjadi 7,5% seharusnya membuka peluang bagi partai-partai, termasuk PDIP, untuk menghadirkan calon mereka sendiri tanpa harus berkoalisi.
“Seharusnya Pilkada Lampung Timur akan lebih menarik dan tidak memungkinkan ada calon yang akan melawan kotak kosong,” kata dia.
Saat ini, calon-calon yang sudah mendapatkan rekomendasi dari hampir seluruh partai politik di Lamtim adalah Ella Nuryamah dari PKB dan Azwar Hadi dari Golkar.
“Sejauh ini kan calon yang sudah mendapat rekomendasi dari hampir seluruh partai politik di Lamtim ini kan Ella Nuryamah (kader PKB) dan Azwar Hadi (kader Golkar) yang saya lihat gerak geriknya akan mengarah ke calon tunggal atau melawan kotak kosong,” jelasnya.
PDIP, yang memiliki 8 kursi DPRD Lamtim, adalah partai kedua terbanyak setelah PKB yang memiliki 12 kursi. Sebelum putusan MK, partai perlu 10 kursi untuk mencalonkan sendiri.
Dengan penurunan ambang batas, PDIP kini memiliki peluang lebih besar untuk mengusung calon tanpa harus berkoalisi.
“Setelah putusan MK yang turunkan ambang batas pencalonan, seharusnya PDIP ini punya peluang usung calon sendiri, karena syarat minimalnya sudah sangat cukup untuk berlayar sendiri tanpa harus koalisi, kalau sebelum putusan MK memang betul PDIP perlu dua kursi lagi untuk bisa usung calon (minimal 10 kursi) setelah putusan MK kan sudah tidak perlu koalisi,” kata Yusdiyanto.
Yusdiyanto juga menilai bahwa masyarakat Lamtim akan dirugikan jika PDIP tidak mencalonkan kandidat, mengingat hanya ada calon tunggal melawan kotak kosong.
“Sangat disayangkan jika PDIP sebagai partai dengan raihan suara terbanyak kedua tidak mencalonkan kadernya. Ini akan mengurangi alternatif bagi masyarakat dalam Pilkada,” katanya.
Di Lamtim, masih ada banyak calon potensial seperti Dawam Raharjo, Zaiful Bokhari, Wahyudi, Heri Kusnianto, dan Reza Pahlevi yang dapat diusung oleh partai-partai yang belum memberikan rekomendasi.
“Banyak calon berkualitas dapat memberikan pilihan lebih luas dan meningkatkan kualitas demokrasi dalam Pilkada,” tandas Yusdiyanto.***